Beberapa kesalahan mendasar Fotografer Pemula
Ketika
pertama kali membeli kamera, tentu kita akan cukup kesulitan
menggunakannya terlebih kamera DSLR dengan berbagai fitur manual yang
sangat berbeda dengan kamera pocket/saku. Seringkali kita sebagai
fotografer pemula melakukan berbagai kesalahan mendasar karena kurangnya
pemahaman dan pengalaman. Berikut adalah beberapa kesalahan yang biasa
dilakukan oleh fotografer pemula yang bisa kita jadikan pelajaran:
1. Tidak menggunakan flash eksternal
flash diffuser
Seringkali fotografer pemula memandang
flash adalah hal yang kurang perlu, dan ketika mereka menggunakan pop-up
flash/flash bawaan kamera, cahaya yang dihasilkan terlalu tajam dan
kasar, sehingga subjek tampak beku dan kaku. Disinilah peran flash
eksternal melengkapi segala kekurangan yang dimiliki oleh flash built
in. Flash eksternal mampu menyediakan pencahayaan yang bisa diatur
kelembutan, ketajamannya, serta arah datangnya cahaya. Sebut saja fitur
bounce yang bisa kita gunakan yakni dengan cara memantulkan cahaya flash
ke langit-langit. Kamudian dengan memasang flash diffuser(aksesori
flash eksternal) kita juga mampu menghasilkan cahaya lembut yang
menyebar yang mampu menghilangkan bayangan-bayangan tajam dan penggunaan
fill in flash untuk mengimbangi cahaya terik pada siang hari.
2. Kesalahan pengaturan Mode Fokus

Kesalahan pada mode fokus akan
menghasilkan gambar yang buram dan gambar tersebut tidak akan bisa
diedit menggunakan software secanggih apapun. Disinilah pentingnya
pemilihan fokus yang benar. Fokus untuk subjek bergerak cepat tentunya
berbeda dengan fokus subjek yang hanya diam ditempat. Ada juga
pengaturan fokus berdasarkan titik AF. Bukan hanya pengaturan teknis
yang berpengaruh namun kualitas lensa juga sangat mempengaruhi. Lensa
dengan fitur IS dan USM(pada canon)misalnya, yang mampu mencegah
buramnya fokus. Lensa dengan kedua fitur tersebut sangat mudah
digunakan, baik ketika tangan kita bergetar/handshake atau membutuhkan
fokus yang lebih cepat karena subjek terus bergerak. Dengan lensa
standar tanpa kedua fitur tersebut tentunya kita akan kesulitan
menghasilkan fokus yang tajam.
3. Kesalahan Setting ISO
ISO mampu menentukan kualitas gambar
yang dihasilkan. Semakin tinggi nilai ISO maka kamera akan semakin peka
terhadap cahaya dan akan semakin banyak noise yang dihasilkan. Dalam
fotgrafi jenis apapun ISO rendah sangat diperlukan untuk menghasilkan
gambar yang lembut dan bebas noise. Gunakanlah ISO 100 sebisa mungkin,
apabila kondisi tidak memungkinkan, misal malam hari/kondisi minim
cahaya kita baru boleh menaikkannya, itupun dengan resiko munculnya
noise. Kita bisa menurunkan shutter speed dan memperlebar bukaan
aperture. Disinilah peran penting lensa dengan bukaan aperture yang
sangat lebar misal f/1.4 sehingga cahaya yang masuk bisa lebih banyak
dan kita tetap mampu menjaga ISO pada kisaran angka 100.
4. Menggunakan File JPEG
Banyak pemula yang belum mengetahui
manfaat file RAW. File JPEG memang setting default kamera, jenis file
ini berukuran cukup kecil sehingga tidak menghabiskan space memory card.
Namun hanya itulah satu-satunya kelebihan JPEG dibanding file RAW. File
RAW menghasilkan gambar dengan tonal warna yang lebih detail. Dengan
file RAW kita bisa merubah White Balance, Brightness, saturasi, dan
kontras gambar dengan sesuka hati bahkan kualitasnya tidak turun
sedikitpun. Kita juga dapat memotret dengan kedua mode(apabila kamera
mengijinkan) untuk membedakan kualitas masing-masing gambar.
5. Memilih lensa yang salah
Lensa memiliki spesifikasi masing-masing. Lensa wide angle dengan focal length
yang pendek untuk mengabadikan pemandangan alam/dengan sudut lebar,
lensa portrait dengan kisaran focal length 80-130 an, lensa makro untuk
benda benda yang sangat kecil dan lensa tele untuk mengabadikan
benda-benda / subjek yang berjarak cukup jauh sd. sangat jauh. Disinilah
diperlukan pemahaman lebih tentang spesifikasi lensa dan peruntukannya.
Menggunakan lensa bawaan kamera pada dasarnya sudah cukup untuk
mendapatkan gambar yang standart, karena lensa-lensa tersebut hanya
memiliki kemampuan standar dan bukan lensa spesifik. Biasanya lensa
bawaan/paket dengan kamera adalah lensa zoom dengan focal length 18-55
dan 55-200mm. Cobalah untuk bereksperimen dengan membeli lensa prime
portrait dengan harga yang murah, misalnya lensa canon 50mm f/1.8, dan
anda akan tahu perbedaan serta kelebihan dan kekurangan yang dimiliki
masing-masing lensa.
6. Memindahkan data melalui USB komputer langsung ke kamera
Ada perbedaan mendasar mengapa kita
perlu menggunakan card reader dibanding mencolokkan kabel USB lansung ke
kamera. Dengan card reader transfer data akan jauh lebih cepat sehingga
tidak memboroskan baterai, selain itu juga mencegah gangguan yang
terjadi selama kamera terhubung dengan komputer yakni komputer tiba-tiba
mati, atau hang/macet yang tentunya juga memiliki efek buruk terhadap
kamera. Saat ini card reader ditawarkan dengan harga yang sangat murah
bahkan dibawah Rp. 100.000 dan banyak komputer yang sudah dilengkapi
dengan card reader.
7. Selalu menggunakan setting Auto White Balance
Setting default kamera adalah auto white
balance. Setting ini cukup efektif dalam kondisi cukup cahaya, namun
dalam kondisi tertentu setting ini tidak akan efektif. Misal saat kita
diterangi oleh cahaya lampu neon, atau lilin kadang gambar yang
dihasilkan agak kekuningan, disinilah diperlukan setting white balance
yang pas. Bila menggunakan file RAW tentunya hal ini bukan masalah
karena kita bisa merubahnya setelah pengambilan gambar, namun lain
halnya bila kita menggunakan format JPEG.
8. Kurang Memahami Bulb Mode


