BUDAYA THAILAND (suku akha)
Tujuh Unsur Budaya Thailand( suku
akha )
1.
SISTEM KESENIAN
Para wanita suku akha memiliki
kebiasaan bahkan sangat ahli dalam membuat tenunan. Selain tenunan mereka juga
mahir dalam membuat manik-manik seperti kalung, gelang dan lain sebagainya yang
mengundang daya tarik wisatawan untuk membelinya atau sekedar menjadikannya
oleh-oleh. Suku Akha sendiri adalah suku yang tidak menggunakan ring di leher,
mereka memiliki baju khas tersendiri, yaitu bulu tebal di sekitar leher dan
alur kancing yang disebut piehong, ramai dengan manik-manik mencolok.
Suku Akha memiliki tarian khas,
yaitu tarian penyambutan tamu yang biasa disebut dengan Pojhong.Pojhong
merupakan bambu yang dihentak-hentakkan secara beramai-ramai sehingga membentuk
alunan musik, dan para tamu dianjurkan ikut menari bersama. Setelah itu para
tamu biasanya diwajibkan untuk makan campuran antara sirih dan pinang yang
rasanya tidak terlalu enak. Para wanita di suku Akha juga memiliki kebiasaan
untuk meletakkan kalung besar seperti gelang di leher, yang biasanya digunakan
agar leher terbentuk lurus dan panjang.Hal ini berkaitan dengan kepercayaan
suku Akha, bahwa wanita cantik adalah wanita yang memiliki leher panjang.Rumah
adat suku Akha juga tidak jauh berbeda dengan rumah adat yang ada di Indonesia,
mereka menggunakan rumah panggung.Baju tradisionalnya memiliki banyak aksesoris
serta banyak terbuat dari manik-manik dan didominasi oleh warna hitam.
Di negara thailand khususnya suku kayaan, untuk menjadi cantik itu
harus dimulai sejak muda. Pada saat umur 5 tahun, mereka sudah memakai gelang berbentuk melingkar di sekitar lehernya.Gelang leher tersebut terus ditambahkan seiring dengan
pertumbuhan mereka, dan hal tersebut membuat leher mereka semakin panjang
seperti layaknya leher jerapah.Bagi mereka, leher yang panjang dengan gelang
yang bersinar adalah tanda kedudukan dan keagungan mereka. Berat gelang leher
tersebut bisa mencapai 22 pounds atau sekitar 10,5 kilo.
2.
SISTEM BAHASA
Masyarakat Akha sehari-hari
berkomunikasi menggunakan bahasa Lolo atau Yi yang merupakan
rumpun bahasa Tibeto-Burman.Bahasa Akha sangat erat kaitannya dengan bahasa Lisu
dan bahasa Lahu. Hal ini diduga bahwa suku Akha memiliki kaitan yang
sangat erat dengan suku pemburu Lolo, suku yang pernah menjadi penguasa di
dataran Paoshan dan Teinchung sebelum terjadi invasi Dinasti Ming (AD
1644) di Yunnan, Cina.
3.
SISTEM KEPERCAYAAN
Agama asli orang Akha (zahv), sering
digambarkan sebagai campuran ibadah animisme dan leluhur, yang menekankan
hubungan mereka dengan tanah dan tempat mereka di dunia alam dan siklus.Suku
Akha menekankan ritual dalam kehidupan sehari-hari dan menekankan ikatan
keluarga yang kuat.
Agama asli suku Akha, digambarkan
sebagai campuran dari animisme dan leluhur. Disini penekannannya terletak
pada hubungan mereka dengan tanah serta tempat mereka di dunia alam dan siklus
kehidupan. Suku Akha sangat menekankan kegiatan ritual pada kehidupan
sehari-hari serta ikatan keluarga yang kuat.Suku Akha memiliki sebuah gerbang
kayu khas yang diukir dan gerbang kayu ini dipercaya dijaga oleh roh yang
bertugas menjaga suku mereka.Gerbang ini disebut dengan Guardian Spirit,
yang dilengkapi dengan macam-macam patung kayu yang berbentuk sepasang pria dan
wanita.Masyarakat suku Akha masih sangat percaya terhadap hal-hal yang
supranatural dan berimplikasi pada aturan kehidupan mereka.
4.
SISTEM ILMU PENGETAHUAN
Dikarenakan banyak sektor asing yang
masuk dalam masyarakat suku Akha yang akhirnya membuat mereka sadar dan
mengerti tentang arti penting untuk memiliki dan menguasai berbagai pengetahuan
di segala bidang ilmu.Mereka akhirnya belajar dan menciptakan hal-hal baru yang
sebelumnya tidak ada dalam masyarakat mereka. Semakin wilayah mereka
dekat dengan perkotaan maka semakin bertambah kemajuan mereka dalam bidang ilmu
pengetahuan.
5.
SISTEM EKONOMI
Suku Akha bertahan hidup dari
bercocok tanam.Mereka menanam kedelai dan sayuran tatapi beras adalah tanaman
yang mendominasi. Mereka menanam padi kering, hanya dengan memanfaatkan sistem
pengairan dari curah hujan, akan tetapi mereka juga menampung air ubtuk
pengairan. Suku Akha jika ditinjau terlibat dengan pertanian opium akan tetapi
hal ini mengalami penurunan yang drastis setelah pemerintah Thailand melarang
penanaman opium.selain dengan bercocok tanam, mereka juga memenuhi kebutuhan
hidup sehari-hari dengan berburu makanan pokok yang biasa mereka makan, seperti
ikan, burung dan ulat bambu. Suku Akha tidak menggunakan kompor ketika memasak,
mereka menggunakan tungku yang biasa disebut Jacugu.
6.
SISTEM SOSIAL
Masyarakat Akha tidak memiliki
sistem yang ketat dari kelas sosial dan dianggap egaliter. Menghormati biasanya
diberikan berdasarkan usia dan pengalaman. Hubungan kekerabatan patrilineal dan
aliansi pernikahan pengikat masyarakat akha di dalam dan antar
komunitas.Struktur desa dapat bervariasi dari yang sangat ketat tradisional
untuk kebarat-baratan, tergantung pada kedekatannya dengan kota-kota modern
seperti banyak dari suku-suku bukit.Kebanyakan orang akha membangun desa mereka
di tempat yang tinggi di pegunungan.
7.
SISTEM TEKNOLOGI
Seiring perkembangan zaman rupanya
telah mengenalkan kepada penduduk lokal dengan rumah beton yang sudah mulai
bermunculan. Dulu memang suku di Akha ini disebut-sebut sebagai yang paling
miskin dan konservatif namun seiring dengan berjalannya waktu melihat
semua klaim itu mulai pudar. Menyaksikan adanya pemancar satelit yang
menyembul dari atap jerami salah satu rumah yang ada di Akha yang menandai
bahwa mereka juga sudah mulai mengadopsi kemodernan.Rumah suku ini adalah rumah
panggung yang terbuat dari bambu dengan daun jati sebagai atapnya.Beberapa
rumah sudah memiliki lampu listrik bahkan ada yang memiliki motor (suku Akha).
Hal ini sangat wajar, mengingat letak perkampungan yang sangat dekat dengan
jalan raya dan daerah kota.
ISU YANG MENONJOL
Etnis Akha merupakan etnis yang
tersebar di beberapa negara seperti Myanmar, Laos, China dan Thailand.Dapat
dikatakan bahwa Akha adalah pendatang baru di Thailand.Beberapa masyarakat
etnis Akha terdaftar sebagai warga negara namun banyak pula yang tidak.Etnis
ini menghadapi berbagai macam isu dan konflik seperti otoritas, prostitusi,
narkotika, kemiskinan, hilangnya identitas dan budaya. Dalam skala yang lebih
besar, penebangan hutan, reboisasi, pembangunan jalan menjadi
faktor-faktor pendorong semakin terancamnya eksistensi etnis tersebut.
Etnis Akha di Thailand Utara
memiliki isu berkaitan dengan tanah mereka dan kebijakan pemerintah yang
cenderung tidak pro-etnis tradisional.Hubungan Akha untuk tanah mereka penting
dikaitkan dengan kelanjutan budaya Akha. Namun, Sebagian Akha bukan warga
negara penuh dari negara mana pun yang mereka tinggali dan dengan demikian tidak
mudah diizinkan untuk membeli tanah secara legal, meskipun sebagian besar
penduduk desa Akha terlalu miskin untuk bahkan mempertimbangkan membeli tanah.
Orang Akha sering direlokasi oleh pemerintah nasional mereka dan ditempatkan ke
desa-desa permanen. Konon katanya, pemerintah menjual tanah mereka ke
perusahaan penebangan kayu dan perusahaan swasta lain. Tanah tujuan tempat Akha
mengungsi hampir selalu kurang subur dibandingkan tanah mereka sebelumnya.Pada
lahan baru mereka, Akha jarang dapat menghasilkan makanan yang cukup untuk
mempertahankan diri mereka sendiri.
AKHA DI BALIK PESONANYA
Akha merupakan salah satu etnis yang
mendiami wilayah Asia Tenggara atau lebih tepatnya Negara Thailand. Ada
sebagian besar wilayah Etnis Akha bersama dengan kelompok etnis minoritas lain
seperti Karen, Lahu, Padong, dan lainnya mendiami dataran tinggi utara
Thailand, Burma, Laos, dan Vietnam sejak ratusan tahun yang lalu.
Etnis Akha dipercaya bermigrasi dari Tibet, memasuki Propinsi Yunan di selatan
China, dan menyebar di wilayah Indocina.Di wilayah Thai, sistem ekonomi ladang
berpindah, berburu dan meramu yang menjadi ciri khas orang Akha berubah.
Kebijakan pemerintah Thai lebih memilih melokalisasi pemukiman Akha dan
pelarangan ladang opium yang sempat membanjiri Thailand di sekitar tahun 1970
hingga 1980an
Suku Akha, adalah masyarakat adat suku bukit
yang hidup di desa-desa kecil di dataran tinggi di pegunungan Thailand. Mereka
terdapat juga di Burma, Laos, dan provinsi Yunnan di Cina.Diperkirakan mereka
berasal dari Cina bermigrasi ke Asia Tenggara pada tahun 1900-an. Perang sipil
di Burma dan Laos mengakibatkan peningkatan imigran Akha di provinsi utara
Thailand Chiang Rai dan Chiang Mai, di mana mereka merupakan salah satu yang
terbesar dari suku bukit.
Keberadaan suku Akha di Thailand diabadikan dalam tulisan
oleh pangeran Shan Kengtung yang menjelaskan bahwa orang Akha pindah ke
Thailand dari Burma sejak awal tahun 1860 an, akibat dari adanya perang sipil
beberapa dekade di Burma.Jumlah penduduk suku Akha saat ini kurang lebih
sekitar 400.000 jiwa.Hal ini telah terjadi penurunan penduduk suku Akha, diduga
penyebabnya adalah situasi ekologi serta ekonomi yang memburuk di daerah
pegunungan.
Di
Thailand, suku Akha diklasifikasikan sebagai salah satu dari enam suku bukit,
istilah yang digunakan untuk semua masyarakat suku yang bermigrasi dari Cina
dan Tibet selama beberapa abad terakhir dan sekarang menghuni hutan lebat di
perbatasan antara Thailand, Laos dan Burma.
Di China, suku Akha diklasifikasikan sebagai bagian dari suku Hani yang merupakan minoritas nasional resmi di China.Suku Akha erat terkait dengan suku Hani, tapi menganggap diri mereka kelompok yang berbeda dan menolak berada di bawah identitas suku Hani.
Di China, suku Akha diklasifikasikan sebagai bagian dari suku Hani yang merupakan minoritas nasional resmi di China.Suku Akha erat terkait dengan suku Hani, tapi menganggap diri mereka kelompok yang berbeda dan menolak berada di bawah identitas suku Hani.
Masakan
masakan Thailand
terkenal dengan campuran dari empat rasa dasar:
- manis (gula, buah-buahan, lada manis)
- pedas panas (cabe)
- asam (cuka, air jeruk nipis, asam)
- asin (kecap asin, kecap ikan )
Sebagian besar hidangan dalam masakan Thailand
mencoba menggabungkan sebagian besar, jika tidak semua, ini selera. Hal ini
dilakukan dengan menggunakan sejumlah bumbu , rempah-rempah dan buah, termasuk:
cabai , lengkuas , bawang putih , daun jeruk , kemangi , kemangi manis , jeruk
nipis , serai , ketumbar , merica , kunyit , dan bawang merah .
Olahraga
Tim
olahraga paling populer di Thailand adalah sepak bola (juga dikenal sebagai
asosiasi sepak bola atau sepak bola).Namun, liga profesional Thailand Liga dan
Liga Pro di Thailand sedang dalam tahap pengembangan.Para Inggris dan Liga
Utama memiliki berikut besar.Muay Thai (Thai tinju) mungkin yang paling populer
olahraga penonton di Thailand. Penduduk asli olahraga utama lainnya adalah
takraw , yang mirip dengan bola voli , tapi bermain dengan kaki mereka dan
terang rotan bola. Ada beberapa versi permainan dengan aturan yang berbeda.
Pernikahan
upacara
pernikahan Thai antara umat Buddha secara umum dibagi menjadi dua bagian:
komponen Buddha, yang mencakup pembacaan doa dan persembahan makanan dan hadiah
lain untuk para biksu dan gambar Sang Buddha, dan komponen non-Buddhis berakar
pada tradisi rakyat, yang berpusat pada keluarga pasangan.
Pemakaman
upacara
pernikahan Thai antara umat Buddha secara umum dibagi menjadi dua bagian:
komponen Buddha, yang mencakup pembacaan doa dan persembahan makanan dan hadiah
lain untuk para biksu dan gambar Sang Buddha, dan komponen non-Buddhis berakar
pada tradisi rakyat, yang berpusat pada keluarga pasangan.
Hari Libur
Liburan
penting dalam budaya Thailand termasuk Thailand Tahun Baru, atau Songkran ,
yang secara resmi diamati dari 13-15 April
setiap tahun. Jatuh pada akhir musim kemarau dan selama musim panas di
Thailand, fitur perayaan terkenal kencang air melempar.Melemparkan air berasal
dari mencuci gambar Buddha dan ringan percikan air wangi di tangan orang
tua.Sejumlah kecil bedak wangi juga digunakan dalam upacara pembersihan
tahunan. Namun dalam beberapa dekade terakhir ini penggunaan air telah
meningkat dengan penggunaan selang, tong, senjata menyemprotkan , tabung
tekanan tinggi dan jumlah berlebihan serbuk.
hari libur
lainnya adalah Loi Krathong , yang diselenggarakan pada bulan penuh 12 dari
kalender lunar Thailand . Meskipun bukan hari libur pemerintah diamati, adalah
tetap merupakan hari baik dalam budaya Thailand, di mana rakyat Thailand
"loi", yang berarti "mengambang" sebuah
"krathong", rakit kecil tradisional terbuat dari bagian pohon pisang,
dihiasi dengan rumit-dilipat daun pisang, bunga, lilin, dupa dll tindakan
hanyut rakit lilin adalah simbol melepaskan, marah dendam semua adalah satu dan
kekotoran, sehingga seseorang dapat memulai kembali kehidupan di kaki yang
lebih baik.
Julukan
Thailand
universal memiliki satu, atau kadang-kadang lebih, pendek julukan ( Thai : ชึ่อเล่นbermain-nama) yang mereka gunakan
dengan teman dan keluarga. Seringkali pertama yang diberikan oleh teman-teman
atau anggota keluarga yang lebih tua, julukan ini biasanya satu suku kata (atau
aus turun dari dua suku kata ke satu). Meskipun mereka mungkin hanya singkat
versi dari nama lengkap, mereka cukup sering tidak memiliki hubungan dengan
nama lengkap Thailand dan sering lucu dan / atau kata-kata omong kosong. Secara
tradisional nama panggilan-akan setelah hal-hal dengan nilai rendah, misalnya
'kotoran', yang adalah untuk meyakinkan roh jahat bahwa anak itu tidak layak
perhatian mereka. Beberapa julukan umum (yang non-omong kosong, anyway) akan
diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris sebagai lemak, babi, sedikit satu, katak,
pisang, hijau, atau gadis / anak laki-laki. Meskipun jarang, anak-anak
kadang-kadang diberi julukan Thailand setelah pesanan mereka dilahirkan ke
dalam keluarga (yaitu satu, dua, tiga, dll). Julukan berguna karena nama resmi
Thailand seringkali lama, khususnya antara Thailand keturunan Cina, nama-nama
yang panjang berasal dari upaya untuk menerjemahkan nama Cina menjadi setara
Thailand, atau di antara Thailand dengan yang berasal nama panjang
Sansekerta-sama.
KEBUDAYAAN THAILAND
Patung dari sebuah
mitos Kinnon di Wat Phra kaew
|
budaya dari Thailand menggabungkan kepercayaan budaya dan
karakteristik adat ke daerah yang dikenal sebagai Thailand modern ditambah
dengan banyak pengaruh dari India kuno, Cina,
Kamboja, bersama dengan tetangga pra-sejarah budaya Asia Tenggara . Hal ini
dipengaruhi terutama oleh Animisme , Hindu ,
Buddha , serta oleh migrasi kemudian dari Cina , dan selatan India .
Seni
Thailand
seni visual secara tradisional terutama
Buddha . Thailand Buddha gambar dari periode
yang berbeda memiliki sejumlah gaya yang khas. Thailand candi seni dan
arsitektur berevolusi dari sejumlah sumber, salah satunya adalah arsitektur
Khmer .Seni kontemporer Thailand Thailand sering memadukan unsur-unsur
tradisional dengan modern teknik.
Sastra di Thailand yang banyak dipengaruhi oleh India
Hindu budaya. Yang penting karya sastra yang paling Thai adalah versi dari
Ramayana , sebuah epik agama Hindu, yang disebut Ramakien , ditulis langsung
oleh Raja Rama I dan II Rama , dan puisi dari Sunthorn Phu .
Tidak ada
tradisi lisan drama di Thailand , bukan peran yang diisi oleh tarian Thailand .
Ini dibagi menjadi tiga kategori-Khon, lakhon dan likay - Khon
yang paling rumit dan likay yang paling populer. Nang drama , suatu
bentuk wayang , ditemukan di selatan.
Para musik
dari Thailand termasuk musik tradisi rakyat dan klasik serta string atau
musik pop .